Bandar Lampung, Jpl.news – Provinsi Lampung menghadapi dugaan penyelewengan dana Bantuan Operasional Daerah (BOSDA) untuk Sekolah Luar Biasa (SLB) pada tahun 2024. Laporan ini memicu perhatian karena adanya ketidaksesuaian jumlah penerima dana dan kerugian finansial yang signifikan.
Menurut laporan yang ada, dana BOSDA yang dialokasikan untuk jenjang SLB di Provinsi Lampung pada tahun 2024 adalah sebesar Rp 9.385.420.000, dengan jumlah penerima yang dilaporkan sebanyak 2.645 siswa. Namun, laporan ini diragukan kebenarannya setelah dilakukan investigasi lebih lanjut.
Berdasarkan Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Lampung tahun 2024, ditemukan bahwa jumlah siswa SLB se Provinsi Lampung sebenarnya adalah 2.089 siswa dari 31 SLB/S di seluruh Provinsi Lampung. Hal ini menunjukkan adanya kelebihan jumlah penerima sekitar 557 siswa.
Dugaan adanya mark up jumlah siswa penerima dana BOSDA ini menimbulkan potensi kerugian sebesar Rp 2.073.920.000 per tahun.
Jumlah yang signifikan ini menimbulkan kekhawatiran mengenai integritas pengelolaan dana publik dan dampaknya terhadap pendidikan siswa berkebutuhan khusus.
Dugaan ini memerlukan investigasi lebih lanjut oleh pihak berwenang untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana BOSDA.
Penting bagi pemerintah daerah untuk mengambil langkah-langkah korektif guna mencegah terulangnya kejadian serupa di masa depan, serta memastikan bahwa dana publik digunakan secara tepat sasaran untuk mendukung pendidikan siswa berkebutuhan khusus.
Dugaan mark up dana BOSDA di Provinsi Lampung ini menyoroti pentingnya pengawasan ketat dalam pengelolaan dana pendidikan.
Transparansi dan akuntabilitas harus menjadi prioritas untuk memastikan bahwa setiap siswa mendapatkan haknya dengan adil dan merata.
Sementara sampai berita ini ditayangkan Kepala Bidang Pendidikan Khusus Disdikbud Provinsi Lampung Suslina Sari saat dikonfirmasi enggan menjawab. (Tim)
